Selasa, 25 September 2007

Selasa, 18 September 2007

prinsip-prinsip penilaian pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai al-quran

Prinsip-prinsip penilaian pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai al-quran:

- Adil
" Sesungguhnya Allah Swt menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
( Q.S. An-Nahl : 90)

" Dan jika ada dua golongan dari orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. jika salah satu dari golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu. sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu sudah kembali kepada perintah Allah, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil. dan berlaku adillah sesungguhnya Allah menyukai orang yang berlaku adil."
( Q.S. Al-hujurat :9 )

- Amanah

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya),
( Q.S. al-Nisa’: 58 )

"Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh."
(Al-Ahzab 72)

Macam-macam Amanah
Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."
(Al-A’raf: 172)

Kedua, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya:

"Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat yang baik."
(An-Nahl: 125)

Ketiga, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan:
"Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya."
(Asy-Syura: 13)

Keempat, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam.

"Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama."
(At-Taubah: 122)

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(An-Nur: 55)

- Jujur

Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.”
(QS Al-Mukmin : 28)

Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.”
(QS Thoha : 61).

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.”
(QS al-Isra’ : 36).






Senin, 10 September 2007